
LindungiHutan.com, Semarang – Kebutuhan masyarakat akan teknologi semakin tinggi. Di abad ke-21 ini, banyak industri berbasis teknologi yang bermunculan dan berlomba-lomba menarik konsumen dengan keunggulannya masing-masing. Konsumen menginginkan barang dengan teknologi yang canggih. Sebagai akibatnya, setiap industri teknologi dengan rutin meluncurkan perangkat elektronik dengan peningkatan fitur teknologi. Salah satu bentuk kreativitas yang perlu diapresiasi adalah mengubah limbah elektronik menjadi barang bernilai.Tidak kita sadari, pola tersebut menyebabkan perangkat elektronik yang sudah tidak terpakai akan terbuang atau terbengkalai begitu saja. Perangkat-perangkat elektronik tersebut kemudian diberi istilah E-Waste atau limbah elektronik.
Baca Lainnya : Ulang Tahun Kak Mila untuk Pantai Indah Kapuk, Jakarta
Indonesia menduduki peringkat 9 dari 10 negara dengan limbah elektronik tertinggi dengan produksi limbah elektronik yang mencapai 1,3 juta ton pada tahun 2016 lalu.
Selama ini limbah elektronik berupa ponsel rusak, komputer usang, baterai dan lampu neon bekas pakai teronggok begitu saja di sudut-sudut rumah penggunanya. Kalaupun dibuang, penanganannya tidak bisa dijamin aman terhadap lingkungan.
Agung Setiabudi, warga Kauman, Semarang, dikenal berkat kreativitasnya mengolah sampah elektronik menjadi aneka miniatur dan mainan anak-anak. Sejak 2014 dia memanfaatkan sampah yang selama ini kurang dianggap itu menjadi produk bernilai.
Yuk, Adakan Penghijauan di Daerahmu!
Bersama LindungiHutan, Menghijaukan Indonesia.

Baca Lainnya : Rob Tak Halangi Semangat TRIPARI dan Relawan LindungiHutan Semarang Tanam Mangrove di Trimulyo
Agung memanfaatkan sampah elektronik menjadi mainan yang bernilai ekonomis dan eksotis. Ayah dua anak itu telaten memilah dan mengolah sampah elektronik berupa botol minuman, bekas simcard, bekas wadah solasi, bekas wadah lem, tutup botol plastik dan lain-lain menjadi mobil-mobilan dan miniatur sepeda motor.Miniatur dan robot mainan buatannya sudah dikirim ke beberapa kota di Indonesia misal Makassar, Bandung, Surabaya dan lain-lain. Harganya pun sangat bervariasi, berkisar dari 50 ribu rupiah. Tank seharga Rp 150 ribu. Sedangkan harley kisaran Rp 250 ribu hingga setengah juta rupiah. Terbukti kan di tangan yang tepat dan daya kreativitas, barang tak bernilai bisa dihargai?!. (Kika/LindungiHutan)*
Referensi: Warstek, Tribun Jateng
LindungiHutan.com merupakan Platform Crowdfunding Penggalangan Dana Online untuk Konservasi Hutan dan Lingkungan. Kunjungi situs berikut https://lindungihutan.com/kampanyealam untuk mendukung kegiatan dan aksi penghijauan teman-teman di daerahmu. Selain daerahmu, kamu juga bisa membantu menghijaukan daerah lainnya di Indonesia lho!
Yuk jadi pioneer penghijauan di daerah tempat tinggalmu!