Isu lingkungan semakin hari semakin menjadi bahan perbincangan di mata dunia. Bagaimana tidak, data menunjukkan bahwa setiap tahunnya, emisi gas rumah kaca terus meningkat dan memberikan dampak buruk bagi kehidupan manusia. Hal tersebut disebabkan oleh berbagai macam aktivitas manusia yang terakumulasi dan mengakibatkan tingginya produksi karbon-dioksida yang mencemari udara bumi. Bukan hanya menyebabkan penyakit, tingkat emisi gas rumah kaca yang tinggi juga dapat menyebabkan panas yang dihantarkan matahari menjadi terjebak di dalam atmosfer. Sehingga, suhu bumi menjadi meningkat dan hal inilah yang menyebabkan perubahan iklim. Sebagai penghuni bumi, sudah seharusnya umat manusia bergerak mengatasi permasalahan lingkungan ini. Berbagai upaya telah dilakukan, salah satunya adalah usaha global bertajuk Zero-Net Emissions.
Apa Itu Zero-Net Emissions?
Zero-net emissions memiliki definisi yaitu sebuah pencapaian kestabilan keseluruhan di antara emisi gas rumah kaca yang diproduksi dan emisi gas rumah kaca yang dibersihkan atau dikeluarkan dari atmosfer. Ibaratkan saja misalnya seperti seperangkat timbangan: produksi emisi gas rumah kaca akan turut mempengaruhi timbangannya, dan upaya ini bertujuan untuk menyeimbangkannya kembali dengan tidak ada gas rumah kaca baru yang ditambahkan ke atmosfer pada tahun tertentu. Setelah menghentikan produksi gas rumah kaca, tahap selanjutnya adalah memperbaiki kerusakan yang telah terjadi. Begitu kita berhenti mengeluarkan gas rumah kaca dari bahan bakar fosil, kita masih perlu menangani semua emisi yang telah kita produksi ke atmosfer selama bertahun-tahun.
Dalam proses mencapai zero-net emissions, manusia masih dapat menghasilkan sejumlah emisi, dengan syarat emisi tersebut diimbangi oleh proses yang mengurangi gas rumah kaca yang sudah ada di atmosfer. Hal tersebut dapat diupayakan melalui hal-hal seperti penanaman hutan baru, atau teknologi penarikan seperti penangkapan udara langsung (direct air capture). Semakin banyak emisi yang dihasilkan, semakin banyak karbon dioksida yang pada akhirnya harus kita keluarkan dari atmosfer (sekuestrasi) untuk mencapai zero-net emissions.
Meskipun demikian, untuk mencapai tujuan zero-net emissions, emisi baru gas rumah kaca yang dihasilkan harus serendah mungkin. Ini berarti bahwa manusia perlu segera menghentikan penggunaan bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak dan gas lalu beralih ke energi terbarukan.
Urgensi Pelaksanaan Upaya Zero-Net Emissions
Kesadaran masyarakat global atas pentingnya upaya zero-net emissions ini didorong oleh Panel Antarpemerintah mengenai Laporan Khusus tentang Perubahan Iklim Pemanasan Global 1,5 ° C, yang dirilis pada akhir tahun 2018. Laporan ini menjelaskan kepada pemerintah dunia mengenai pentingnya zero-net emissions sebagai tujuan sementara dalam menanggapi perubahan iklim. Hal ini telah membuat mayoritas negara di seluruh dunia menetapkan upaya zero-net emissions mereka masing-masing.
Pada dasarnya, kita tahu bahwa dampak perubahan iklim tidak dapat berhenti memburuk sampai jumlah keseluruhan gas rumah kaca di atmosfer berhenti meningkat. Hal tersebut berarti bahwa konsumsi bahan bakar fosil – yakni pembakaran batu bara, minyak dan gas – harus dengan cepat turun ke angka nol.
Di sisi lain, perubahan iklim bukanlah sesuatu yang bisa kita matikan setelah kita berhenti menggunakan bahan bakar fosil. Karbon dioksida, penyumbang utama perubahan iklim, akan tertinggal di atmosfer dan terus memanaskan planet selama bertahun-tahun.
Dengan demikian, mengurangi emisi gas rumah kaca sangat penting, tetapi upaya global menuju zero-net emissions tidak bisa berhenti di situ. Tujuan akhirnya adalah untuk menyeimbangkan kembali iklim global ke tingkat sebelum perubahan iklim. Untuk mencapainya, masyarakat global perlu mengurangi emisi gas rumah kaca hingga nol dan kemudian berupaya memperbaiki kerusakan masa lalu dengan mengurangi emisi yang tertinggal.
Tahap Menuju Zero-Net Emissions
Tahap global dalam upaya menuju zero-net emissions dapat diselesaikan melalui beberapa tahap:
- Menghindari (avoid): Pengambilan keputusan yang cerdas serta pembuatan kerangka kerja yang terstruktur dapat digunakan untuk menetapkan batasan gas rumah kaca yang rendah serta dapat menghindari emisi di masa depan. Hal ini dapat dilakukan dengan menghentikan penggunaan batubara dan minyak bumi serta menetapkan harga yang mahal untuk energi tidak terbarukan.
- Mengurangi (reduce): Setelah penggunaan energi tidak terbarukan dapat dihindari, hal selanjutnya yang dapat dilakukan adalah mengurangi emisi karbon yang terjebak di atmosfer bumi dengan melakukan reboisasi dan penggunaan teknologi terbarukan.
- Investasi (invest): Banyak organisasi yang berambisi untuk mencapai zero-net emissions memerlukan investasi dalam solusi di luar operasi mereka, menggunakan teknik seperti penangkapan karbon dan penggunaan untuk menetralkan emisi sisa. Investasi juga perlu diarahkan pada sektor-sektor dengan sumber energi terbarukan seperti angin atau matahari.
- Inovasi (innovate): Membangun masa depan yang memiliki keseimbangan iklim dengan cepat akan membutuhkan kecerdasan manusia dan kolaborasi dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya. Cara kerja, teknologi, perubahan perilaku, dan nilai-nilai baru membutuhkan inovasi yang menggabungkan keuangan, informasi, teknologi, dan perilaku manusia.
Penulis: Vigo Marcellino Krisnaya
Referensi literatur:
https://www.anthesisgroup.com/achieving-net-zero/
Referensi gambar:
Gambar 2: https://www.eco-business.com/opinion/emission-reductions-going-out-of-fashion/
LindungiHutan.com merupakan Platform Crowdfunding Penggalangan Dana Online untuk Konservasi Hutan dan Lingkungan. Kunjungi situs berikut https://lindungihutan.com/kampanyealam untuk melakukan kegiatan dan aksi penghijauan teman-teman di berbagai daerah. Mari kita sama-sama melestarikan lingkungan dan menjaganya.
Yuk bergabung bersama kami sebagai pioneer penghijauan!
Author
