Kekhawatiran masyarakat akan ketersediaan air pada musim panas semakin meningkat. kekhawatiran mereka juga tertuju pada permasalahan sumber daya air di musim hujan yaitu banjir. Dirujuk artikel Wanaswara sebagai solusi penanggulangan banjir rob, pemanenan air hujan menempati urutan pertama sehingga memiliki peran yang signifikan dalam menanggulangi banjir tersebut. Namun, tidak banyak orang yang mengetahui apa itu pemanenan air hujan dan manfaatnya bagi lingkungan. lalu apa sih pemanenan air hujan itu? yuk kita simak!

Mengenal Pemanenan Air Hujan
Pemanenan Air Hujan yang disingkat PAH (rainwater harvesting) merupakan sebuah teknik mengumpulkan dan menampung air hujan ke dalam sebuah tangki atau waduk. Air hujan yang dialirkan melalui pipa penghubung ditampung oleh tangki atau waduk di bawahnya. Pipa penghubung ini biasa ditempatkan di atap rumah sebagai bentuk efisiensi pengaliran air. Air hujan yang melalui pipa ini akan melewati tahap penyaringan sebelum menuju ke tangki penampungan dengan tujuan untuk menetralisir kotoran. Penerapan teknik atau sistem ini sudah dilakukan di berbagai mancanegara dan salah satunya Indonesia. Bertautan dengan modernisasi kota sehingga air bersih sulit didapatkan, namun teknik ini dapat menghilangkan kekhawatiran tersebut.
Dalam pelaksanaannya, pemanenan air hujan ini memiliki tiga hal utama yang wajib ada. Hal tersebut adalah atap untuk menangkap air tersebut, saluran air pada cucuran atap yang disebut talang untuk menyalurkan air menuju penampungan, dan bak atau kolam untuk menampung air hujan. Pemanfaatan air hujan seperti ini tentunya sudah diatur oleh pemerintah agar tidak terjadi kekeliruan dalam melakukannya untuk kehidupan sehari-hari. Menteri Negara Lingkungan Hidup mengeluarkan peraturan nomor 12 tahun 2009, pasal 1 ayat 1 berisi tentang macam-macam pemanfaatan air hujan seperti kegiatan mengumpulkan, menggunakan, dan meresapkannya. Pemanenan air tersebut termasuk dalam mengumpulkannya. Pasal 3 berisi tentang kolam pengumpul air hujan digunakan untuk menampung air tersebut yang jatuh dari atap
bangunan dimana talang menyalurkannya secara langsung. Pemerintah sudah memberikan definisi tersebut yang mempermudah kita untuk memahami tiga hal utama yang diperlukan dalam melakukan pemanenan air hujan.
Kita tahu bahwa dengan melakukan pemanfaatan air hujan ini bisa mengurangi dampak dari resiko kekurangan air yang sedang marak terjadi. Namun teknik ini memerlukan perhatian lebih lanjut. Tak luput dari membersihkan tempat penampungannya karena banyak sekali bakteri dan kotoran yang dapat tertampung dari air hujan tersebut. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Indonesia telah memberikan opsi lain untuk mempermudah hal ini dalam penerapan jangka waktu yang lebih lama, yaitu dengan menambahkan adanya sumur resapan.

Prosedur Pemanenan Air Hujan
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, pemanenan air hujan memiliki fungsi yang sangat signifikan dalam memanfaatkan air hujan namun juga memerlukan alat-alat dan benda tertentu untuk membantu berjalannya sistem ini. Selain atap rumah sebagai pilar utama penampung air, talang dan pipa penghubung sebagai penyalur air, dan kolam penampungan, kita memerlukan ijuk resapan, batu pecahan, kerikil, dan arang untuk proses penyaringan. Jika perjalanan air hujan menuju tempat penampungan sudah dapat dipastikan berjalan baik, maka selanjutnya fokus pada proses penampungan. Pastikan talang dan pipa penghubung dipasang di bangunan dalam keadaan yang baik tidak terdapat lubang maupun retakan.
Pada kolam penampungan sebagai fasilitas penyimpanan, perlu dibuat dari bahan yang lengai seperti serat kaca, beton bertulang dan stainless steel. Hal tersebut perlu dipastikan agar tahan terhadap reaksi kimia yang akan terjadi dalam penampungan air seperti halnya karat. Untuk memastikan kehigienisannya, kolam penampungan ini perlu dibersihkan setidaknya sekali dalam setahun dan harus sering diperhatikan ketika musim hujan telah tiba. Penempatan kolam penampungan ini dapat dibangun di sekitar bangunan yang menyalurkan air hujan.
Penempatannya sendiri dapat terpisah atau menyatu dengan bangunan yang menampung air hujan tersebut. Menempatkan kolam penampungan di atas permukaan tanah memiliki keuntungan yang lebih baik dibandingkan yang tidak berdasarkan metodenya dan perawatannya.

Proses ini akan diawali dengan penampungan awal oleh atap. Kemudian, air hujan yang tertampung akan disalurkan melalui talang dan pipa penghubung. Setelah disalurkan menuju tempat awal mereka, air hujan akan melewati proses penyaringan yang terbuat dari kumpulan kerikil, ijuk resapan, batu pecahan dan arang. Setelah melewati proses penyaringan mereka dikumpulkan dalam kolam utama dan siap untuk dipakai memenuhi kebutuhan kita.
Manfaat Pemanenan Hujan
Konservasi air menyediakan sumber daya air baru
Ketika suatu daerah seperti wilayah pesisir dan pulau kecil memiliki sumber daya air tawar yang cukup terbatas, PAH telah menjanjikan akan keberadaan air untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pada musim kemarau maupun hujan yang tinggal di daerah-daerah tersebut. Indonesia sudah banyak menerapkan PAH untuk mengurangi kekhawatiran para masyarakat mengenai kurangnya sumber daya air guna menghidupi kebutuhan mereka saat ini. Hal tersebut merujuk pada krisis air bersih sebagai akibat dari kondisi perubahan iklim sehingga PAH berperan sebagai upaya konservasi air.
Mengurangi ketergantungan akan sumber daya utama air bersih
Ketergantungan akan sumber daya utama air bersih akan semakin berkurang sehingga alternatif ini lebih mudah didapatkan semua orang. Awalnya dampak yang dirasakan mungkin tagihan pada air bersih (bagi yang menggunakan) akan berkurang dan apabila ada pembatasan ketersediaan air, kita tidak perlu mengkhawatirkan hal tersebut. Semakin sedikit orang yang tergantung pada sumber utama air bersih yang biaya pembangunan dan pemeliharaannya besar lambat laun akan mengurang, semakin sedikit pula biaya pembangunan yang mereka butuhkan sehingga pajak dapat dialokasikan ke kebutuhan lainnya. Tidak hanya menolong individu, PAH juga menolong masyarakat lainnya.
Menanggulangi banjir rob
PAH dapat menanggulangi banjir yang disebabkan oleh pasangnya air laut yang menggenangi daerah daratan disebut juga Rob. Sebagai bencana yang tidak dapat diduga, banjir ini dapat ditanggulangi oleh PAH yang dibarengi dengan pembuatan pompa juga pembendungan air laut. PAH dilakukan di dataran yang lebih tinggi sedangkan pompa di daerah yang lebih rendah kemudian pembendungan air laut digunakan sebagai penampung air laut yang masuk ke darat. Dengan begitu, banjir ini akan terselesaikan dengan minimnya hujan yang datang menuju laut karena tertampung dan tertahannya air laut yang menggenangi dataran rendah.
Menghemat biaya pengeluaran
Selain sebagai peningkat ketersediaan air pada musim apapun dan penanggulangan banjir rob, PAH juga memiliki manfaat dalam penghematan biaya. Pengeluaran yang dibutuhkan dalam pembuatan dan perawatan PAH untuk kebutuhan air bersih terbilang cukup murah. Bila dirujuk pada daerah-daerah yang harus membeli air bersih dari jerigen, pengeluaran yang dibutuhkan cukup murah dan sangat hemat. Seperti yang kita tahu, air bersih tidak hanya digunakan untuk mandi dan minum namun industri pencucian kendaraan dan laundry juga membutuhkan sumber daya air yang cukup untuk memenuhi kebutuhan industrinya.
Melihat dari keuntungan atau manfaat PAH ini tentunya membuat kita semua sadar bahwa sumber daya air bersih sudah semakin berkurang. Upaya konservasi air dengan melakukan PAH tentunya sangat efisien dan menguntungkan baik untuk individu maupun masyarakat lainnya. Selain itu, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang berada di bawah koordinasi Kemenristek sedang berupaya mengedukasi hal ini untuk memastikan ketersediaan air bersih di Indonesia. yuk kita terapkan dan beritahu orang terdekat akan pentingnya pemanenan air hujan!
Penulis: Fitri Nurul Falah
Dikurasi Oleh: Daning Krisdianti
Referensi Literatur
Cahyadi, A., & Tivianton, T. A. (2017). Persepsi Masyarakat Terhadap Pemanenan Air Hujan dan Dampaknya Terhadap Ketahanan Sumberdaya Air di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Harsoyo, B. (2010). Teknik pemanenan air hujan (Rainwater Harvesting) sebagai alternatif upaya penyelamatan sumberdaya air di wilayah DKI Jakarta. Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca, 11(2), 29-39.
Said, N. I., & Widayat, W. Bab 6 Pemanenan Air Hujan. Pengisian Air Tanah Buatan, Pemanenan Air Hujan Dan Teknologi Pengolahan Air Hujan” Studi Kasus Kota Depok.
Yulistyorini, A. (2011). Pemanenan Air Hujan Sebagai Alternatif Pengelolaan Sumber Daya Air di Perkotaan. Teknologi dan Kejuruan: Jurnal teknologi, Kejuruan dan Pengajarannya, 34(1).
Referensi Gambar
http://desainrumaharsitek77.com/mengatasi-kebocoran-pada-talang
LindungiHutan.com merupakan Platform Crowdfunding Penggalangan Dana Online untuk Konservasi Hutan dan Lingkungan. Kunjungi situs berikut https://lindungihutan.com/kampanyealam untuk melakukan kegiatan dan aksi penghijauan teman-teman di berbagai daerah. Mari kita sama-sama melestarikan lingkungan dan menjaganya.
Yuk bergabung bersama kami sebagai pioneer penghijauan di daerah tempat tinggalmu!