“Sedialah payung sebelum hujan” pepatah yang cocok untuk mengawali tahun ini. Pepatah tersebut dapat menjadi bahan pembelajaran akan pentingnya mitigasi bencana yang mungkin terjadi, misalnya Covid-19 yang tidak dapat diprediksi sebelumnya. Dimanapun kita berpijak risiko bencana selalu akan datang menghantui kita. Bagi masyarakat daerah pegunungan diharapkan untuk menyediakan payung untuk menghadapi bencana tanah longsor awal tahun ini.
Apa Itu Tanah Longsor?

Tanah longsor merupakan bencana yang hampir setiap tahun terjadi di Indonesia. Skempton dan Hutchinson (1969) mengungkapkan bencana longsor adalah gerakan massa tanah dan atau batuan yang menuruni lereng akibat ketidakstabilan tanah atau batuan penyusun lereng tersebut. Suripin (2002) menambahkan longsor terjadi pada suatu saat dalam volume yang relatif besar. Biasanya akan mengakibatkan kerugian yang besar baik material maupun non material. Massa yang bergerak dalam longsor merupakan massa dalam kuantitas besar yang seringkali membawa korban, berupa kerusakan lingkungan, permukiman, lahan pertanian, dan infrastruktur serta harta benda bahkan korban jiwa.
Jenis-Jenis Tanah Longsor
Ada banyak jenis-jenis tanah longsor, seperti yang dikemukakan oleh Subowo (2003) yang disajikan dalam gambar berikut:

Keenam jenis-jenis tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
- Longsoran translasi, longsoran jenis ini merupakan gerakan tanah disertai batuan pada bidang gelincir yang merata atau menggelombang landai.
- Longsoran rotasi, massa tanah dan batuan bergerak pada bidang gelincir yang cekung.
- Pergerakan blok, bergeraknya batuan pada bidang yang rata. Longsoran ini biasanya disebut dengan longsoran translasi blok batu.
- Runtuhan batu, runtuhnya batu dalam besar yang jatuh secara bebas. Umumnya longsor ini terjadi pada lereng yang terjal sampai menggantung.
- Rayapan Tanah, merupakan gerakan tanah yang bergerak lambat, bahkan gerakan ini hampir tidak dikenali. Adapun gerakan ini menyebabkan tiang telepon, rumah, dan pohon miring.
- Aliran Bahan Rombakan, massa tanah bergerak didorong oleh air. Kecepatan aliran ini tergantung pada kemiringan lereng, volume dan tekanan air, serta jenis materialnya. Biasanya terjadi di sepanjang lembah yang mampu mencapai ribuan meter.
Dari keenam jenis longsor tersebut, translasi dan rotasi merupakan jenis longsor yang sering terjadi di Indonesia. Hal ini karena tingginya tingkat pelapukan batuan yang menyebabkan tanah yang terbentuk cukup tebal. Adapun longsor yang paling merugikan dan menelan korban, harta, dan benda adalah aliran bahan rombakan. Hal ini karena longsor jenis ini dapat menempuh jarak yang cukup jauh yaitu bisa mencapai ratusan bahkan ribuan meter, terutama pada daerah-daerah aliran sungai di daerah sekitar gunung api. Kecepatan longsor jenis ini dipengaruhi oleh volume, kemiringan lereng, dan tekanan air, serta jenis materialnya.
Penyebab Terjadinya Tanah Longsor
Ada berbagai hal yang menjadi penyebab tanah longsor, menurut Brook et al. (1991) tanah longsor terjadi jika terpengaruhi oleh: 1) lereng yang cukup curam; 2) ada bidang peluncur (batuan) di bawah permukaan tanah yang kedap air, dan 3) terdapat cukup air (hujan) yang masuk ke dalam pori-pori tanah di atas lapisan batuan kedap sehingga tekanan tanah terhadap lereng meningkat.
Menurut Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (2005), secara garis besar tanah longsor dapat terjadi karena dipengaruhi faktor alam dan faktor manusia:
- Faktor Alam
Faktor alam menjadi faktor utama yang memicu terjadinya longsor, adapun faktor tersebut diantaranya:
a) Kondisi geologi seperti batuan lapuk, sisipan lapisan batu lempung, kemiringan lapisan, lereng terjal, gempa bumi, stratigrafi dan gunung aktif, lapisan batuan yang kedap air, serta adanya retakan akibat gempa tektonik;
b) Keadaan tanah seperti erosi dan pengikisan, bekas daerah longsoran, ketebalan tanah, butiran-butiran halus, dan tanah jenuh akibat hujan) curah hujan yang tinggi dan cukup lama;
c) lereng yang curam;
e) Keadaan tata air seperti kondisi drainase yang tersumbat, akumulasi massa air, erosi dalam, pelarutan dan tekanan hidrostatika, susut air cepat, banjir,serta aliran bawah tanah pada sungai lama.
2. Faktor Manusia
Selain faktor alam, bencana tersebut juga dapat disebabkan oleh manusia. Ulah manusia yang tidak memperhatikan alam dapat menimbulkan longsoran, diantaranya:
a) pemotongan tebing pada penambangan batu di lereng yang terjal;
b) penimbunan tanah urug pada daerah lereng;
c) gagalnya struktur dinding penahan tanah;
d) terjadinya perubahan tata lahan seperti penggundulan hutan menjadi lahan basah dan menyebabkan terjadinya pengikisan oleh air permukaan serta menyebabkan tanah menjadi lembek;
e) pertanian di daerah pegunungan yang tidak memperhatikan irigasi yang aman;
f) pengembangan wilayah yang tidak diimbangi dengan kesadaran masyarakat;
g) sistem drainase daerah lereng yang tidak baik yang menyebabkan lereng semakin terjal akibat pengikisan oleh air saluran di tebing.
Bencana Tanah Longsor di Indonesia pada Awal 2021

Sejak akhir 2020 sampai awal 2021 daerah di tanah air mengalami musim penghujan. Hal ini menyebabkan bencana alam tanah longsor di berbagai daerah di Indonesia. Adapun bencana-bencana tersebut diantaranya:
- Bencana Tanah Longsor di Kalimantan
Dilansir kompas.com bencana ini terjadi pada hari Minggu, 10 Januari 2021 yang terjadi di Jalan Trans Kalimantan, Desa Pedalaman, Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Bencana ini hampir memutus jalan yang menghubungkan Kota Pontianak dengan Kabupaten Sanggau. Warga menduga bahwa longsor yang hampir sepanjang 50 meter ini terjadi akibat hujan deras pada malam hari.
2. Bencana Tanah Longsor di Kabupaten Magelang
Selain di Pulau Kalimantan, tanah longsor juga terjadi di Kabupaten Magelang yang menutup jalur utama Kabupaten Magelang menuju Kabupaten Boyolali. Tebing yang longsor diperkirakan mencapai 25 meter sehingga material-materialnya menutup akses jalan. Dilansir detik.com salah satu warga setempat mengatakan sebelum terjadinya longsor sebelumnya hujan mengguyur daerah tersebut.
3. Tanah Longsor di Brebes
Selain menutup jalan raya, tanah longsor juga memutus jembatan jalur kereta api di Brebes. Dilansir kompas.com jembatan KA antara Linggapura-Bumiayu, Kabupaten Brebes dilaporkan putus akibat tergerus longsor pada 11 Januari 2021. Jembatan ini roboh diakibatkan struktur tanah yang menopangnya longsor terbawa banjir.
4. Tanah Longsor di Sumedang
Tanah longsor di Sumedang menjadi perhatian awal tahun ini karena banyak menimbulkan kerugian dari material hingga korban jiwa. Dilansir viva.co.id ada 24 orang yang tertimbun longsor dan masih 19 orang yang belum ditemukan. Longsor terjadi dua kali pada sore dan malam hari 9 Januari 2021. Banyaknya korban yang tertimbun karena saat itu banyak warga dan tim SAR yang sedang evakuasi dan pendataan pada longsor pertama.
Musibah tersebut tidak serta merta karena hujan saja, berkurangnya jumlah pohon di berbagai daerah pun turut menjadi penyebabnya. Akar pohon yang seharusnya mengikat tanah semakin berkurang dan tanah gembur tak kuat menampung air ikut rontok terbawa arus. Oleh karena itu, kita perlu waspada dan selalu siaga.
Strategi dan Upaya Penanggulangan Bencana Tanah Longsor
Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah ada berbagai upaya untuk menanggulangi bencana tanah longsor diantaranya:
- Mengetahui daerah-daerah yang menjadi rawan bencana ini, terutama di sekitar lereng yang curam.
- Tidak membangun pemukiman di daerah rawan bencana.
- Menjaga drainase lereng yang baik untuk menghindarkan air mengalir dari dalam lereng keluar lereng
- Buat bangunan penahan agar tidak terjadi pergerakan tanah penyebab longsor
- Upaya cegah longsor dengan sistem vetiver.
- Menanam pohon yang perakarannya dalam dan jarak tanam yang tidak terlalu rapat diantaranya diseling-selingi tanaman pendek yang bisa menjaga drainase air.
- Relokasi daerah rawan longsor, meskipun butuh dana besar ini adalah upaya penting yang harus dilakukan pemerintah ketika ancaman bencana bisa merenggut nyawa dan kerugian yang besar.
- Warning system atau teknologi peringatan bencana longsor dengan menciptakan alat pendeteksi pergerakan tanah yang berisiko akan longsor di daerah-dareh longsor. Peringatan tersebut dapat dilakukan kepada masyarakat untuk melakukan tindakan mitigasi bencana.
Penulis: Riki Purwanto
Referensi:
BPBD Kabupaten Wonogiri. (2019). Upaya Penanggulangan Bencana Longsor. Diakses pada 12 Januari 2021 dari http://bpbd.wonogirikab.go.id/upaya-penanggulangan-bencana-longsor/
Brook, K N, et al. (1991). Hydrology and The Management of Watersheds Iowa State University Press. Ames USA 392pp.
Cipta, Hendra. (2021). Longsor 50 Meter, Jalan Trans-Kalimantan Nyaris Putus. Diakses pada 11 Januari 2021 dari https://regional.kompas.com/read/2021/01/11/12432061/longsor-50-meter-jalan-trans-kalimantan-nyaris-putus.
Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. (2005). Manajemen Bencana Tanah Longsor. Diakses pada 12 Januari 2021 dari di http://www.pikiranrakyat.com /cetak/2005 /0305/22 /0802.html.
Skempton, A. W., & Hutchinson, J. (1969). Stability of natural slopes and embankment foundations. In Soil Mech & Fdn Eng Conf Proc/Mexico/.
Subowo, E.(2003). Pengenalan Gerakan Tanah. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral. Bandung.
Suparman, Adi. (2021). Korban Tertimbun Longsor di Sumedang yang Belum Ditemukan 19 Orang. Diakses pada 11 Januari 2021 dari https://www.viva.co.id/berita/nasional/1339464-korban-tertimbun-longsor-di-sumedang-yang-belum-ditemukan-19-orang
Suripin. (2002). Pelestarian Sumberdaya Tanah dan Air. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Susanto, Eko. (2021). Jalan Utama Magelang-Boyolali Putus Tertutup Longsor. Diakses pada 12 Januari 2021 dari https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-5331771/jalan-utama-magelang-boyolali-putus-tertutup-longsor
Zain, Fadlan Mukhtar. (2021). Jembatan di Brebes Putus Tergerus Longsor, PT KAI Berlakukan Jalur Tunggal. Diakses pada 12 Januari 2021 dari https://regional.kompas.com/read/2021/01/13/17073431/jembatan-di-brebes-putus-tergerus-longsor-pt-kai-berlakukan-jalur-tunggal
Referensi Gambar:
https://unsplash.com/photos/xUkk4La0_Bg
https://olympics30.com/penyebab-tanah-longsor/
LindungiHutan.com merupakan Platform Crowdfunding Penggalangan Dana Online untuk Konservasi Hutan dan Lingkungan. Kunjungi situs berikut https://lindungihutan.com/kampanyealam untuk mendukung kegiatan dan aksi penghijauan teman-teman di Semarang. Mari bersama melestarikan dan menjaga pesisir Indonesia dari bahaya abrasi yang dapat merugikan banyak pihak!
Yuk jadi pioneer penghijauan di daerah tempat tinggalmu!